Senin, 09 Agustus 2010

60 tahun untuk direnungkan

Usia umat manusia di zaman sekarang ini berkisar antara 60 s.d 70 tahun. Ambil saja 60 tahun. Mereka yang masih hidup hingga usia lebih dari 60 tahun berarti merupakan anugerah dari yang Maha Kasih. Tak jarang pula anak-anak atau remaja di bawah 60 tahun yang sudah meninggal.

Pakar kesehatan menyatakan bahwa tidur yang cukup itu kurang lebih selama 8 jam per hari. Nah rata-rata orang Indonesia tidur 8 jam per hari. Artinya selama 60 tahun itu berarti waktu yang kita gunakan untuk tidur adalah 20 tahun (8/24 * 60). Berarti sisa umur kita tinggal 40 tahun. Menurut Imam Syafi'i, seseorang dianggap baligh (dewasa) apabila telah menginjak usia 15 tahun. Anggap lah selama 15 tahun itu kita belum berbuat dosa. Berarti umur kita masih sisa 25 tahun.

Kira-kira waktu yang 25 tahun itu bisa kita pergunakan untuk apa? beribadah? beramal soleh? bekal apa yang hendak kita bawa ke akhirat nanti? sudah khusyu' kah solat kita? sudah ikhlas kah semua kebaikan yang kita perbuat? Belum lagi seandainya waktu yang 25 tahun itu masih kita kurangi untuk bekerja setiap harinya. Bukankah tujuan hidup ini hanyalah untuk beribadah kepadaNya?

Waktu 25 tahun itu tidaklah lama. Perasaan baru kemarin jumat eh sekarang sudah jumatan lagi. Baru kemarin ramadhan eh sekarang mau puasa lagi. Dulu anak ini masih ingusan eh sekarang sudah lulus SMA. Memang waktu itu berjalan begitu cepat. Jangan sampai terlena. Marilah kita perbanyak istighfar dan bersolawat.

punggahan a.k.a ruwahan

Menjelang Ramadhan banyak masyarakat di kampung saya yang mengadakan tradisi punggahan atau ruwahan. Makam-makam mulai ramai dikunjungi peziarah. Haul massal di masjid-masjid kian marak. Apalagi sekarang bertepatan dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI tambah makin meriah saja.

Punggahan berasal dari kata "munggah" yang artinya naik atau manjat. Sehingga menurut istilah berarti memanjatkan doa. Sedangkan ruwahan berasal dari kata "ruwah" yaitu bentuk jamak dari "ruh" atau "arwah". Ruwah tidak lain adalah nama bulan Sya'ban dalam bahasa Jawa. Dengan demikian punggahan atau ruwahan berarti memanjatkan doa untuk para arwah.

Di penghujung bulan Sya'ban ini masyarakat nampak intens menziarahi makam-makam orang tua, saudara atau kerabat yang telah meninggal. Ada pula yang hanya mendoakan dari rumah dengan bacaan tahlil atau mengkhatamkan Alquran dengan mengundang para tetangga kemudian tuan rumah memberi sedekah kepada mereka. Ini merupakan wujud berbakti kepada orang tua, doa dari anak yang soleh.

Ustadz Abu dalam uraianya berpesan "jadilah orang yang beruntung, pilih ada 3 tipe"
Pertama, jadilah orang kaya karena dengan harta yang kita miliki maka kita bisa banyak beramal dan membantu sesama. Kedua, jadilah orang berilmu karena ilmu yang bermanfaat itu amal yang takkan pernah terputus. Ketiga, mempunyai anak yang soleh/solehah. Nah kalau kaya tidak dan berilmu tidak maka tipe ketiga ini yang biasanya paling digemari, untuk mencapainya tentu harus NIKAH dulu hehe...